Rabu, 29 Oktober 2008

Antioksidan, Tidak Lebih, dan Tidak Kurang (Bag-1)

Oksigen itu pedang bermata dua. Disatu sisi, oksigen sangat diperlukan tubuh; di sisi lain, oksigen juga membuat tubuh menghasilkan radikal bebas, sejenis molekul atau sel tunggal yang mengandung elektron yang tidak berpasangan. Ketiadaan pasangan elektron itu membuat radikal bebas menjadi reaktif dan berusaha mencari pasangan elektron.

Kita bisa mengibaratkan radikal bebas sebagai bahan kimia berandalan yang selalu menggedor-gedor dinding sel untuk mencuri elektron. Ia sangat radikal karena mencuri elektron dari sel pertama yang ditemuinya secara tidak pandan bulu. Molekul tubuh yang elektronnya dicuri radikal bebas akan teroksidasi dan menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan ini melahirkan lebih banyak radikal bebas.

Kerusakan ini kemudian berantai dan membuat daya tahan tubuh lemah. Tubuh gampang terserang penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, Alzheimer, Parkinson, dan penuaan. Jika menumpuk di kulit, radikal bebas akan mempengaruhi membran sel sehingga kulit tampak lebih tua. Ada ahli yang menyebutkan bahwa radikal bebas dapat menyerang sel sampai ke struktur DNA-nya sehingga dapat menyebabkan kanker.

Konsekuensi alami
Sesungguhnya radikal bebas adalah konsekuensi alami dari proses pembakaran dalam tubuh. Kita memperoleh energi melalui proses pembakaran (oksidasi) zat makanan. Selain muncul energi, radikal bebas juga tercipta. Pembelahan sel, reaksi imun, detoksifikasi di hati, metabolisme obat-obatan, stres, merokok, paparan radiasi, polusi dan ozon, juga memproduksi radikal bebas.

Tubuh kita juga memproduksi zat antioksidan untuk menjinakkan radikal bebas, dengan menyumbangkan elektron kepada radikal bebas, dan menghentikan rantai oksidasi. Antioksidan yang diproduksi dalam tubuh berupa tiga enzim: superoksida dismutase, glutation peroksidase, katalase; serta antioksidan non-enzim yaitu glutation.

Radikal bebas menjadi masalah jika jumlah antioksidan tidak seimbang dengan radikal bebas dalam tubuh. Ketidakseimbangan bisa terjadi dalam kondisi khusus, misalnya menderita luka bakar serius, infeksi yang luas, aktivitas fisik berat, atau stres yang hebat. Orang yang merokok, pekerja yang sering terkena polusi dan diterpa sinar matahari, juga akan menderita ketidakseimbangan jumlah antioksidan dan radikal bebas. Jika sudah begini, asupan antioksidan dari luar tubuh (eksogen) menjadi solusi. Banyak organisasi kesehatan (dan tentu saja produsen suplemen antioksidan) yang menyerukan pentingnya antioksidan untuk melawan radikal bebas. American Hearth Association (AHA) misalnya menyatakan bahwa semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa oksidasi LDL (kolesterol jahat) dan efeknya dapat dicegah dengan menggunakan antioksidan, baik melalui asupan makanan maupun suplemen.

Yang disebut antioksidan adalah beberapa jenis vitamin, seperti vitamin E, vitamin C, kelompok karotenoid seperti beta karoten, likopen, dan lutein, dan kelompok antioksidan flavanoid. Selain itu, juga terdapat mineral antioksidan berupa selenium dan seng. Secara alami, antioksidan itu terdapat di buah-buahan, dan sayuran, seperti mangga, jeruk,apel, berbagai jenis kacang-kacangan, anggur, semangka, tomat, sayur berwarna merah, dan wortel. Selain dari alam, kita bisa mendapatkan produk antioksidan pabrikan yang banyak beredar di pasaran. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai pil sampai kosmetik.

strawberry, sumber antioksidan alami

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comments